RSS
Container Icon

Kisah Penjual Jeruk


Ada seorang penjual jeruk, penampilanya sangat bersih.
Antara jeruk yang sudah layu dia pisahkan dari jeruk yang masih segar. Tidak ingin berbuat curang, timbangan yang dipakai adalah timbangan yang sangat akurat. Kios dimana dia menjual jeruk dia rapihkan. Jalan di depan nya dia bersihkan.

Kenapa dia membersihkanya? Dia membersihkan bukan karena ingin dipuji orang sebagai penjual rajin, tetapi karena dia ingin Alloh suka dan ridho, titik. Dia yakin bahwa Alloh mencintai orang yang bertaubat dan membersihkan diri.

Sambil menunggu pembeli dia gunakan waktunya dengan berdzikir. Ya, karena dia ingin mengamalkan perintah Alloh untuk memperbanyak dzikir.

Hingga kemudian datang seorang yang ingin membeli,


“Berapa jeruknya mas?”

“Satu kilo 7500 pak”, jawab penjual tersebut.

“2500 aja ya”, tawar si pembeli. (Tega banget!)

“Maaf, belum bisa pak. Ini saya modal buat beli jeruk satu kilo 6000. Silakan bapak mau memberi keuntungan berapa”

“satu kilo 3000 kalau begitu” Tawar si pembeli lagi

“Sekali lagi maaf pak. Kalau 3000 belum dapat. Mungkin bapak bisa mencari ke tempat yang lain, barangkali cocok.”

Belum laku tidak apa-apa. Si penjual yakin, bahwa rizki Allah yang ngatur. Tugasnya hanya berikhtiar. Kemudian datang lagi calon pembeli lainya.

“Jeruknya manis-manis nggak mas?”

Si penjual tersenyum.

“Kenapa tersenyum?” si pembeli heran

“Bukankah senyum adalah sedekah pak.”

Dengan sopan dan tidak ingin berbohong, si penjual mengatakan “Saya tidak tahu pak. Kalau yang satu ini, setelah saya rasakan manis.”

“Kalau yang ini gimana?” tanya si penjual

“Silakan dicoba dulu pak, biasanya satu pohon rasanya sama. Tetapi kalau beda pohon, mungkin berbeda”.

“Wah, memang benar, manis! Baru kali ini saya ketemu penjual seperti mas. Sing laku ya!”

Ternyata tidak dibeli.

Meskipun tidak jadi dibeli, si penjual tetep lempeng.

Hingga kemudian datanglah seorang nenek-nenek penyapu jalan.

“Nak, jeruknya berapa harganya ?”

“Satu kilo 7500 nek”

“Saya tidak punya uang. saya hanya penyapu jalan nak. Saya minta jeruknya 2 saja boleh tidak, buat oleh-oleh cucu saya ?”

“Oh, iya boleh nek” Si penjual mengambilkan dua jeruk yang paling besar dan paling segar. Kemudian memberikanya kepada nenek tersebut. Si penjual merasa senang apabila orang lain senang.

“Terima kasih ya nak”.

Hari ini jeruk yang dijual hanya laku setengah kilo.

Para pembaca sekalian. Alloh maha pemberi rizki dan maha kaya. Alloh tidak mungkin menzolimi hamba Nya. Si penjual tadi sehari hanya laku setengah kilo. Rizki yang Alloh berikan sangat luas, banyak sekali jalannya. Boleh jadi si penjual senantiasa diberi kesehatan, boleh jadi si penjual terhindar dari musibah, atau Alloh menganugerahkan kepada si penjual tadi anak-anak yang cerdas dan taat kepada kedua orang tua. Mari kita lihat diri kita. Banyak sekali karunia yang diberikan oleh Alloh kepada kita.

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

http://ariefhidayat.wordpress.com/2010/04/03/penjual-jeruk/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar